SUKABUMI, Lingkar Jabar – Belakangan ini di Indonesia termasuk Kabupaten Sukabumi di teror oleh suara bising dari anak-anak yang memainkan lato-lato, mainan berbentuk bulat yang terbuat dari plastik, permainan tersebut memiliki karakteristik dua bola disambung dengan tali dan dimainkan dengan cara diayun merajalela di kalangan anak-anak, Sukabumi, Kamis 05/01/2023.
Kepopulerannya semakin meningkat sejak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Barat memainkannya beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke Subang. Ternyata mainan ini memiliki berbagai nama, seperti nok-nok, tok-tok, clackers, click-clacks, bolas, knockers dan lainnya.
Di era 1960-an, lato-lato sempat menimbulkan kegaduhan. Selain karena suaranya yang dianggap mengganggu, mainan ini juga kerap kali membahayakan pemainnya. Pasalnya, luka yang ditimbulkan tidak hanya sekadar benjol saja, tetapi lato-lato juga bisa pecah menjadi serpihan tajam ketika dimainkan.
Bahkan di beberapa daerah seperti di Provinsi Lampung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat Lampung telah melarang para siswa untuk membawa Lato-lato ke sekolah karena dianggap mengganggu fokus belajar dan khawatir akan dijadikan senjata untuk berkelahi.
Disinggung mengenai hal tersebut Bupati Sukabumi Marwan Hamami berencana akan melakukan pengecekan terhadap mainan tersebut.
“Nanti akan kami cek seberapa besar gangguan lato-lato ini terhadap proses belajar anak-anak, dan kita akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan,” singkatnya kepada awak media.
Sementara itu salah satu warga sukabumi mengatakan, Saya berharap pemerintah Kabupaten Sukabumi mengeluarkan aturan untuk melarang siswa-siswi membawa lato-lato ke sekolah, lantaran dirinya khawatir anak-anak lebih fokus main lato-lato daripada belajar.
“Harapan saya pemerintah menyikapi serius hal ini, karena takutnya anak-anak termasuk anak saya tidak fokus belajar karena diperbolehkan membawa lato-lato,” tandasnya.
Redaktur: Wahidin