Berita  

Lika Liku Penjual Es Pisang Ijo, Yang Kini Menjadi Pendiri Rumah Tahfidz Di Lembursitu

SUKABUMI, LJ – Jangan remehkan kekuatan semangat dan doa. Itu menjadi pegangan Fajar seorang penjual es pisang ijo, sekaligus menjadi tukang cuci di Pondok Pesantren yang bertekad untuk membuka peluang bagi anak-anak usia dini maupun umum untuk menjadi penghafal Qur-an di Rumah Tahfidz yang di dirikannya sejak 5 tahun yang lalu.

Lelaki yang terbilang masih di usia muda tersebut untuk mempunyai tekad untuk memiliki sebidang tanah yang layak untuk mendirikan Rumah Tahfidz yang diinginkannya.

Ia rela untuk menjadi seorang menjadi seorang pekerja keras dengan berjualan es pisang ijo dan menjadi tukang cuci di Pondok Peantren, tempat ia menimba ilmu untuk memiliki rumah tahfidz yang kini sudah berdiri kokoh dan berguna bagi para santri dan santriwatinya.

Baca Juga :  Ciptakan Pemuda Pemudi Siap Kerja,,Pemdes Tugu Jaya Bersama Yayasan Al Muhajir Adakan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Namun tidak semudah itu, lika liku sebelum memiliki tanah untuk dibangun Rumah Tahfidz penuh tantangan, bahkan dari orang terdekat Fajar yang ingin memiliki tanah tersebut untuk dibangun sebuah Kontrakan.

” Awal nya itu, waktu itu saya gak pegang uang sama sekali untuk membeli Tanah ini, tapi saya niatkan bahwa saya harus menjadi orang yang berguna dengan mendirikan Rumah Tahfidz ini,” kata Fajar kepada www.sukabumizone.com, (1/6/2023).

Fajar menjelaskan, dirinya sangat bersyukur atas terkabul nya doa untuk mendapatkan tempat ini. Bagaimana tidak, pemilik tanah rela memberikan uang untuk fajar membeli tanah nya untuk dijadikan sebuah Rumah Tahfidz.

” Jadi, karena dulu nya tanah ini sudah dibagikan kepada anak-anak dari penjual tanah ini, jadi kalau tanah ini terjual uang nya akan dibagikan ke anak-anaknya. Dan masya allah nya pemilik tanah datang kepada saya langsung memberikan uang tersebut kepada saya suruh bayar ke Anak-anaknya,” jelasnya.

Baca Juga :  Hijrah Jadi Penghafal Al-Qur'an, Dedih Sopara Kelas II B Warungkiara Rindu Keluarga

Kini rumah tahfidz tersebut sudah berdiri kokoh, Santri dan Santriwati pun membayar jasanya dengan seikhlasnya. Bagi nya tugas yang diamanahkan Allah pada dirinya adalah tugas yang mulia.

” Bagi saya ini adalah tugas mulia yang Allah amanahkan untuk saya, dan alhamdulillah kini sudah ada 90 Santri dan Santriwati disini. Saya melihay anak-anak ngaji tanpa beban, tanpa memikirkan biaya. Bagi saya itu sudah sangat bersyukur sekali,” paparnya.

Meski Rumah Tahfidz tersebut sudah berdiri, lanjut ia menuturkan, masih banyak fasilitas yang dibutuhkan oleh Santri dan Santriwati. Fajar berharap, ada beberapa donatur yang sukarela ingin membantu melengkapi fasilitas bagi Santri dan Santriwatinya.

Penulis : Juliansyah