Potret Buram Pendidikan: Ruang Kelas Tanpa Atap, Anak-anak SDN Nyenang Nagrak Gunakan Paha Sebagai Meja di Mushola Darurat

SUKABUMI, LingkarJabar – Potret buram dunia pendidikan kembali terlihat di Kabupaten Sukabumi. Puluhan murid SDN Nyenang, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sebuah mushola kecil. Hal ini terpaksa dilakukan karena ruang kelas mereka sudah tidak memiliki atap sama sekali.

Kondisi lebih menyedihkan, para murid hanya bisa duduk di bangku seadanya tanpa meja, bahkan untuk menulis mereka harus menggunakan paha sebagai alas. Ruangan mushola yang sempit pun jelas tidak mampu menampung seluruh siswa, sehingga proses belajar jauh dari kata layak.

Ironinya, bukan hanya ruang kelas tanpa atap saja. ada juga beberapa ruang kelas lain yang masih digunakan terlihat atapnya sudah keropos dan rapuh. Kondisi ini jelas membahayakan para murid maupun guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, apalagi jika hujan turun atau angin kencang datang.

Salah satu guru SDN Nyenang menuturkan, setidaknya ada empat ruang kelas di sekolah tersebut yang sudah tidak dapat dipakai sama sekali karena kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan, dua ruangan yang masih digunakan pun atapnya sudah keropos dan lapuk, sehingga setiap kali mengajar mereka selalu merasa waswas takut rubuh menimpa siswa.

“Anak-anak belajar di mushola yang sempit, hanya duduk di bangku tanpa meja. Untuk menulis, mereka harus menggunakan paha sebagai gantinya. Kami, para guru, pun khawatir dengan dua ruang kelas yang masih dipakai, karena atapnya rapuh dan bisa saja ambruk kapan saja,” ungkap guru tersebut.

Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu proses belajar mengajar, tetapi juga mengancam keselamatan para murid maupun guru. Warga berharap pemerintah segera turun tangan melakukan perbaikan, agar anak-anak SDN Nyenang bisa kembali belajar dengan aman dan layak, bukan di mushola darurat ataupun ruang kelas yang membahayakan.