BANJAR, LINGKARJABAR – Bakal Calon Walikota Banjar Nana Suryana hadiri acara Hajat Bumi yang berlokasi di lingkungan Pataruman, blok Tombong Bata, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Jumat 12 Juli 2024.
Hajat Bumi atau muharaman yang di adakan setiap tahun ini dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1446 hijriah, dengan di isi beberapa kegiatan seperti gelar seni budaya, tari tarian, calung pencak silat, termasuk kegiatan Bhakti Sosial yaitu sunatan massal dan santunan anak yatim serta jompo.
Hadir dalam acara tersebut selain bakal calon Walikota Banjar Nana Suryana, Lurah Pataruman yang di wakili, tokoh agama, tokoh masyarakat, toko pemuda termasuk para budayawan kota Banjar.
Dalam sambutannya, Nana Suryana mengatakan selain ucapan rasa syukur, Ia juga menyoroti perayaan tahun baru Islam 1446 hijriah untuk tahun ini dirasakan lebih meriah dari tahun tahun sebelumnya. Yang mana antusiame warga masyarakat tahun ini terlihat di saat acara pawai obor peserta begitu membludak.
“Syukur alhamdulilah yang mana untuk perayaan menyambut tahun baru Islam 1446 hijriah sangat meriah terlihat dari antusiasme warga masyarakat dalam merayakan nya dan itu bentuk syukur kita atas apa yang kita dapat baik Rizki yang di peroleh ataupun nikmat sehat,” ujarnya.
Selain itu, Nana juga mengapresiasi kepada panitia penyelenggara, karena dalam hajat Bumi ini di isi berbagai kegiatan yang mengangkat Seni Budaya Sunda, serta keterampilan warga masyarakat termasuk unsur kepedulian dengan acara Bhakti sosial.
“Saya menyambut baik serta mengapresiasi apa yang telah di lakukan oleh panitia penyelenggara Paguyuban Nur Suci, dalam acara Muharram atau menyambut tahun baru 1446 Hijriyah ini yang di isi kegiatan helaran seni, calung kemudian ada degung dan juga ada tari anak-anak yang ikut ditampilkan termasuk acara bakti sosial,” ungkapnya.
Secara keseluruhan acar Htidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yang membedakan hanya kepengurusan dari paguyuban Nur Suci.
“Hanya regenerasi dari seniornya. Dan kalau menurut saya perbedaan nya kalau dulu tidak punya tempat sendiri pakai balandongan, nah kalau sekarang mah sudah di lokasi tempat paguyuban Nur suci itu sendiri,” imbuhnya.
Dalam acara Hajat Bumi tersebut ada juga acara helaran dongdang, yang mana helaran dongdang sendiri merupakan arak-arakan hasil bumi berupa padi, sayur mayur dan buah-buahan yang nantinya akan di nikmati bersama secara rebutan sebagai simbol rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
Ketua penyelenggara Astudi menerangkan apa itu helaran Dongdang, acar tersebut acara rebutan hasil bumi, yang mana itu sebagai rasa syukur atas jerih payah kita selama ini.
“Gelaran dongdang yang mana insinya itu rebutan hasil bumi, dan hasilnya pun nantinya kita makan bersama sama sebagai bentuk nikmat dan syukur kita, dan ini merupakan adat budaya Sunda,” terangnya.