BANJAR, LINGKARJABAR – Menjelang Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Banjar, Sudarsono dan Supriana, terus gencar mempersiapkan langkah politik demi memenangkan kontestasi Pilkada 2024 di Kota Banjar, Jawa Barat.
Di sisa waktu masa kampanye sebelum masa tenang, pasangan calon ini dan tim pemenangan mereka semakin intens melakukan pendekatan kepada masyarakat, untuk memperkuat dukungan kepada pasangan nomor urut 3. Pasangan dengan slogan “Berdaya” ini telah mengagendakan 144 titik kampanye tatap muka dan kini hanya tersisa beberapa pertemuan hingga batas waktu kampanye pada 24 November 2024.
Dalam setiap kampanyenya, Sudarsono konsisten mengajak warga untuk mendukung program 3B BERDAYA, yang bertujuan menjadikan Kota Banjar bersaing dengan kota-kota maju lainnya. “Visi, misi, dan program kami realistis serta sangat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Kota Banjar saat ini. Masyarakat Banjar semakin cerdas memilih pemimpinnya, dan kami mendapat dukungan penuh dari mereka,” ungkap Sudarsono pada Selasa (12/11/2024) di Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
Senada dengan itu, Supriana, ulama sekaligus mantan birokrat, menyatakan dukungan penuh dari kalangan ulama dan santri. Program Pesantren BERDAYA yang mereka usung dirasa sangat relevan untuk meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren.
“Kami, pasangan nomor urut 3, optimis dapat mensejahterakan pesantren melalui program Pesantren BERDAYA. Saya paham betul kondisi para santri dan pengasuh pondok pesantren, karena saya sendiri lahir dan besar di lingkungan pesantren,” ujar Supriana.
Sementara itu, tim pemenangan pasangan nomor urut 3 terus aktif menjangkau masyarakat di empat kecamatan untuk memperkuat dukungan. Tim gabungan partai Golkar dan PKB terlihat solid dalam mensosialisasikan Program 3B BERDAYA, yaitu: BERDAYA Pangan, BERDAYA UMKM Lokal, dan BERDAYA Pacu Ramah Investor, termasuk Program Pesantren BERDAYA. Program ini meliputi pelatihan untuk melahirkan tiga hafiz di setiap desa, menciptakan santri entrepreneur, pemberian beasiswa santri, pembangunan satu fasilitas madrasah, serta peningkatan kesejahteraan guru ngaji, imam, dan muadzin. (Johan)