Berita  

FPDS Kembali Gelar Aksi Damai di Tanjung Cemara

PANGANDARAN, LINGKARJABAR – Ratusan warga masyarakat yang mengatasnamakan dari Forum Peduli Desa Sukaresik (FPDS) kembali menggelar aksi damai terkait polemik tanah Tanjung Cemara.

Sebelumnya, ratusan massa FPDS menggelar aksinya di depan Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pangandaran, pada Selasa 23 Juli 2024.

Aksi ratusan massa FPDS kali ini berlangsung di kawasan obyek wisata Tanjung Cemara, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Minggu 28 Juli 2024 siang.

Dari pantauan lingkarjabar.com, aksi ratusan massa FPDS di kawasan obyek wisata Tanjung Cemara di jaga ketat petugas gabungan Polri dan TNI.

Dalam aksinya, massa juga sempat memberikan bunga kepada petugas TNI-Polri sebagai tanda aksi tersebut berjalan damai. Bahkan, warga yang menuntut kawasan Tanjung Cemara dikembalikan lagi ke aset Desa Sukaresik dengan membawa poster dan tandatangan di atas kain berwarna putih.

Baca Juga :  Ciptakan rasa aman, Babinsa Dan Bhabinkamtibmas Polsek Cisaat Kompak sambangi warga

Koordinator FPDS, Jumono mengatakan aksi damai yang dilakukan ratusan warga masyarakat yang tergabung di Forum Peduli Desa Sukaresik atau FPDS dalam rangka menuntut keadilan. Sehingga apa yang diperjuangkan bisa tercapai.

“Tuntutan kami begitu sederhana, yaitu menghendaki kembalinya tanah kas desa ke desa Sukaresik untuk bisa kami manfaatkan seperti semula,” ujarnya kepada wartawan di Tanjung Cemara, Minggu 28 Juli 2024.

Menurut Jumono, kasus tanah Tanjung Cemara berawal munculnya lima Sertifikat yang diduga di manipulasi datanya. Pasalnya, dalam kelima sertifikat tersebut lokasi tanah tersebut berada disamping rencana Hotel Aston.

“Kalau pergeseran itu jelas paling hanya beberapa meter, ini kan sudah 1 kilo lebih, jadi jelas pindah bukan lagi pergeseran,” ungkapnya.

Baca Juga :  Koalisi 11 OKP Dan Ormas Akan Kembali Menggelar GERAKAN 912 Dengan Gerakan 3.000 Turun Kejalan Dan Segel Kejakasaan Negeri Kabupaten Sukabumi

Jumono menyebutkan banyak kejanggalan-kejanggalan dan semua itu merupakan permainan yang memang semua data sudah lengkap.

“Untuk sementara kita tidak mengatakan siapa pelakunya tapi permainan-permainan itu jelas nyata di depan mata,” sebut Jumono.

Dia menegaskan bahwa aksi massa dari FPDS akan terus dilakukan sampai tanah ini (Tanjung Cemara,red) bisa betul-betul kembali ke tangan kita.

“Dalam waktu dekat, setelah anggota dewan terpilih dilantik, kami FPDS juga akan lakukan audensi ke DPRD Pangandaran,” tegasnya.

Hasil audensi FPDS ke Kantor BPN Pangandaran bebera waktu lalu. Kata Jumono, bahwa pihak BPN secara lisan sudah mengakui bahwa terjadi perpindahan lokasi.

“Kemudian kami dari warga masyarakat Desa Sukaresik sudah meminta kepada BPN untuk menutup aktivitas pembangunan di Tanjung Cemara, namun sampai hari kemarin pembangunan tetap berjalan, itu kan aneh,” pungkasnya dengan nada kecewa. (**)