PANGANDARAN, LingkarJabar — Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Pangandaran dalam beberapa hari terakhir memengaruhi kondisi perairan di objek wisata Citumang. Air yang biasanya jernih kebiruan kini berubah kecokelatan dan keruh. Meski demikian, aktivitas wisata di salah satu destinasi alam unggulan Jawa Barat ini tetap berlangsung normal dan ramai dikunjungi wisatawan.
Supervisor Objek Wisata Citumang, Edi, menegaskan bahwa perubahan kondisi air bukan disebabkan pencemaran limbah industri maupun domestik. Ia memastikan keruhnya air murni merupakan dampak alamiah dari intensitas hujan tinggi.
“Air memang keruh, tapi ini bukan limbah. Keruhnya murni akibat hujan yang membawa sedimen dari hulu. Tidak ada unsur pencemaran,” ujar Edi saat ditemui di area pintu masuk wisata, Jumat siang.
Menurutnya, pengelola rutin memantau kualitas air, terutama pada musim hujan. Setiap kali terjadi perubahan signifikan, tim lapangan langsung menelusuri aliran sungai untuk memastikan tidak ada aktivitas manusia yang berpotensi mencemari lingkungan.
“Setiap hari kami pantau. Kalau ada hal mencurigakan pasti ditindaklanjuti. Untuk kondisi sekarang, semua aman. Ini perubahan natural saja,” tambahnya.
Perubahan warna air ternyata tidak menyurutkan minat wisatawan. Sejak pukul 07.30 WIB, ratusan pengunjung mulai memadati kawasan wisata. Mereka datang dari berbagai kota seperti Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, hingga wilayah Jawa Tengah bagian barat.
“Alhamdulillah aktivitas tetap ramai. Pengunjung masih banyak,” kata Edi.
Di lapangan, wisatawan terlihat bergantian mengenakan pelampung dan mengikuti arahan pemandu sebelum memulai aktivitas body rafting. Meski air keruh, suasana ceria dan tawa para pengunjung terdengar di sepanjang aliran sungai.
Para pemandu tetap memberikan imbauan agar wisatawan berhati-hati di titik tertentu. Namun secara keseluruhan, kondisi debit dan arus sungai dinilai aman.
“Debit normal, arus tidak deras. Hanya warnanya saja yang berubah,” ujar Edi.
Dengan tren kunjungan yang stabil, pihak pengelola memperkirakan pada akhir pekan jumlah wisatawan bisa mencapai 1.200 orang.
Hujan dan keruhnya air tidak mengurangi pesona Citumang. Hutan tropis yang mengelilingi sungai menghadirkan udara sejuk dan pemandangan hijau yang menenangkan. Suara gemericik air dan kicauan burung menjadi latar alami yang membuat pengalaman wisata tetap istimewa.
Batu-batu besar, tebing alami, dan aliran sungai yang membelah hutan menjadi spot favorit wisatawan untuk berfoto, meski kondisi air tidak sejernih biasanya.
Dari pantauan di lokasi, banyak keluarga terlihat menikmati suasana di area gazebo dan tempat istirahat. Anak-anak bermain air di bagian dangkal, sementara orang dewasa bersantai sambil menikmati ketenangan alam.
“Yang penting bisa refreshing. Soal air keruh tidak masalah, yang penting aman,” kata seorang wisatawan asal Bandung.
Edi menegaskan bahwa Citumang tetap aman dan layak dikunjungi, meski warna air berubah. Dengan akses yang kini lebih baik, fasilitas yang lengkap, serta pengelolaan profesional, Citumang diyakini akan tetap menjadi destinasi favorit wisatawan.
“Kami berharap cuaca segera stabil agar air kembali jernih. Tapi kondisi sekarang pun aman. Wisatawan tetap bisa menikmati aktivitas secara maksimal,” tutupnya.
Dengan keindahan alam yang terjaga, pelayanan wisata yang meningkat, dan suasana yang menenangkan, Citumang terus menjadi salah satu ikon wisata Pangandaran bahkan saat air tengah keruh sekalipun. (Agus Giantoro)






