Berita  

Tanpa Lelah, Relawan PMI Asal Banjar Tiba di Pidie Jaya untuk Tangani Krisis Air Bersih

BANJAR, LingkarJabar – Rasa lelah bukan pernah menjadi alasan bagi Muhamad Saeful Rohman untuk menghentikan langkahnya membantu sesama. Sosok relawan PMI asal Kota Banjar, Jawa Barat ini kembali menunjukkan komitmen kemanusiaannya saat ditugaskan ke Aceh untuk membantu penanganan bencana.

Setelah perjalanan panjang yang ditempuh sejak berangkat dari Banjar, Kamis (4/12/2025) akhirnya Rohman tiba di Kabupaten Pidie Jaya, daerah yang menjadi lokasi tugasnya. Tanpa banyak jeda, ia yang tergabung dalam Tim Water, Sanitation and Hygiene (WASH) PMI langsung berkoordinasi dengan pemerintah setempat, termasuk menggandeng BPBD Pidie Jaya dalam penanganan awal.

Setibanya di lokasi, Rohman bersama tim segera melakukan asesmen cepat di sejumlah titik yang menjadi sumber air bersih bagi warga. Pemeriksaan ini menjadi langkah krusial untuk memastikan ketersediaan air layak konsumsi bagi para penyintas, terutama di wilayah yang mengalami kerusakan pascabencana.

Selain berkomunikasi dengan pemerintah daerah, tim WASH PMI juga memantau kerusakan fasilitas air bersih, potensi kontaminasi, serta kebutuhan alat pengolahan air yang harus segera disiapkan.

Semua ini dilakukan demi memastikan warga terdampak tetap mendapatkan akses air bersih yang aman, terutama pada fase tanggap darurat.Bagi Rohman, tugas kemanusiaan bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa.

Meski harus berjibaku dengan perjalanan melelahkan, kondisi lapangan yang tidak selalu mudah, hingga tekanan situasi bencana, ia tetap memilih untuk berada di garis depan.

“Selama tenaga masih ada, kita harus membantu saudara-saudara yang membutuhkan,” begitu prinsip hidup yang selalu ia pegang seorang relawan, ” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (4/12/2025) malam.

Kehadiran relawan seperti Rohman menjadi bukti bahwa solidaritas dan kepedulian tidak mengenal jarak, waktu, atau keadaan. Semangat itulah yang terus menggerakkan PMI untuk hadir di tengah masyarakat, membawa bantuan, harapan, dan upaya pemulihan bagi para penyintas bencana di Aceh. (Johan Wijaya)