Berita  

Peringati Hari Kelahiran Pancasila, Rahman’ dan ‘Gabriel’ dilepas Liarkan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

BOGOR, LJ – Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak(BTNGHS) melepas liarkan Dua ekor Burung Elang,1 ekor Elang Jawa(Nisaetus Bartelsi) dan 1 Ekor  Elang Ular Budi(Spilornis Cheela)di Blok Pasir Manggis,desa Cipelang Kecamatan Cijeruk,Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah(RPTNW)Gunung Salak 1,seksi Pengolahan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) II Bogor TNHGS.

Pada kesempatan tersrbut Menteri lingkungan hidup dan ketua Komisi IV DPR RI didamping Dirjen KSDA dan kepala balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sekda kabupaten bogor,Camat Cijeruk melepaskan ke 2 ekor burung yang di beri nama ‘Rahman'( Elang Jawa) yang telah ditetapkan sebagai satwa Nasional melalui keputusan Presiden No 4 tahun 1993,dan ‘Gabriel’ ( Elang Ular Bido).

“Rahman berjenis kelamin jantan merupkan serahan masyarakat kepada Balai konservasi Sumber Daya Alam(BKSDA) Jawa Timur,sudah menjalani rehabilitasi selama Lima Bulan di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa(PSSEJ) Loji,sedangkan Gabriel seserahan dari satwa peliharaan yang di serahkan warga Cidahu,Kabupaten Sukabumi,yang telah direhabilitasi selama 26 bulan,untuk Gabriel pada saat diserahkan dalam keadaan sayap patah,dan tidak memiliki bulu ekor,setelah dirawat dan diperiksa kesehatannya Rahman dan Gabriel dinyatakan sehat,dan layak dilepas liarkan,” ujar Kepala TNHGS Ahmad Munawir melalui press rilisnya.

Baca Juga :  Pemerintah Kabupaten Bogor Gelar Musrembang RKPD Tahun 2024 Dikecamatan Cigombong Hari Ini

Kegiatan pelepas liaran secara rutin dilaksanakan sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian satwa,selain kondisi satwa,perlu juga persiapan lokasi yang sesuai dengan sebagai tempat pelepasliaran,kondisi habitat,tutupan sarang,aksesibilitas,potensi keberadaan pakan menjadi beberapa indikator penilaian habitat.

“Pemilihan lokasi pelepasan Rahman dan Gabriel diblok pasir manggis Desa Cipelang,resort pengolahan Taman Nasional Wilayah Gunung Salak I adalah hasil penilaian kelayakan habitat yang telah dilakukan sebelumnya,dan saya berharap program seperti ini,dapat terus dilaksanakan,dukungan baik sektor pemerintah,swasta,LSM,Akademisi,serta generasi milenial,merupakan modal utama untuk kelestarian hutan dan biodisverty di kawasan TNHGS,” Pungkasnya.(Iyang/Red)