Sukabumi, LJ – 01 Februari 2020.Beban nestapa yang dialami pencipta lagu dangdut indonesia Syam Permana, begitu mengkhawatirkan.
Pasalnya, Syam Permana kini harus menelan kepahitan hidup ditengah para industri musik dan aktor dan aktris dangdut kian melambung tinggi.
Syam Permana merupakan sosok pencipta lagu dangdut Termahsyur di era 1980-2000 an, banyak aktris-aktris yang telah membawakan hasil buah karyanya seperti imam s. arifin, ine shintia, joni iskandar, soneta, inul daratista dan aktris kesohor lainnya. Namun kini sosok kepala keluarga yang memiliki 5 orang anak ini kini harus menjadi pemulung dan kerja serabutan untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya.
Hampir 10 tahun terakhir ini syam permana harus hidup dibawah garis kemiskinan, menanti uluran tangan dari setiap orang yang perduli terhadapnya.
Syam Permana sang maestro telah menginjak usia 60 an, dalam keadaan campur aduknya yang dimana disatu sisi ia bangga dengan lagu-lagunya yang telah banyak di nyanyikan oleh aktris ternama dan youtuber, disisi lain ia sedih dengan keadaannya yang tidak seindah para aktris dan youtuber dimana kehidupannya penuh akan glamor dan serba berkecukupan.
“Saat itu saya masih tinggal di Jakarta, sambil mencari pekerjaan, dan mengisi waktu luang, karena suka mendengarkan lagu dangdut saya coba membuat lirik dan lagunya,” ucap Syam Peramana saat ditemui di kediamannya di Kampung Babakan Jawa, RT02/18 Desa Sukaresmi, Desa terpencil dibilangan Sukabumi.
Namun sayangnya dari sejumlah lagu yang ia kirimkan kebeberapa perusahaan musik hanya ada satu lagu yang diminati. Satu karyanya diminati oleh Lulu Ervan.
“Pertama kali lagu cipataan saya dibeli Lulu Ervan seorang penyanyi dangdut waktu itu tapi judulnya saya lupa lagi. Saat itu lagu itu dihargai Rp 25 ribu,” kata Syam yang murah senyum itu.
Hasil karyanya tersebut harganya mulai naik di angka Rp 50 ribu per lagu, ketika dibeli seorang personil dari kelompok musik Orkes Melayu Tralala pada tahun 1985-an.
Saat tinggal di Jakarta, Syam Permana sering berpindah-pindah rumah, karena biaya hasil penjualannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari dan bayar biaya kontrakan rumah.
Sekitar tahun 1984 hingga 1985 ia bersama keluarganya berpindah-pindah dari Cengkareng, Ancol, hingga Pondok Gede.
“Waktu di Jakarta saya bersama keluarga dan masih memiliki dua orang anak, tinggal di Ibu Kota masih pindah-pindah karena ngontrak, dan terus fokus untuk membuat lagu,” ujar Syam yang kini memiliki 6 orang anak.
Memasuki awal tahun 1990-an, hasil karya pemikirannya tersebut mulai dilirik beberapa artis ternama seperti, Imam S. Arifin, Ida Laela, Muchsin, Mega Mustika, Indah Sundary, Ana Sajaya dan Mely Agustina serta beberapa artis ternama lainya.
“Kalau lagu yang dinyanyikan Imam S. Arifin yaitu Benalu Cinta, Bagaimana Bisa, Indah Sundari Kau Milik Siapa, dan Muchsin Biarlah berlalu, yang dihargai sebesar Rp 200 ribu per lagu,” ucap Syam pria yang terkenal ramah oleh tengganya.
Setelah krisis moneter melanda Indonesia, Syam dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Sukabumi.
Meskipun sudah berada di Sukabumi, Syam masih menulis beberapa lagu.
Bahkan dari beberapa ciptaannya itu di awal tahun 2000-an, karyanya tersebut diminati oleh Inul Daratisna dengan judul lagu Terima Kasih.
“Terkahir lagu ciptaan saya itu diminati Inul Daratisna, dan itu hasil kerja sama dengan Yongky RM. Saat itu lagu tersebut dihargain sebesar Rp 500 ribu, dan hasil penjualnya pun dibagi dua sama Yongky RM,” katanya sambil tertawa karena teringat perjungannya waktu itu.
Kini di usianya yang sudah sepuh, dia berharap adanya pengakuan atas sejumlah karyanya itu.
Meski sempat vakum kini Syam Permana mulai kembali menulis lyrik lagu.
Dengan begitu tegarnya justru syam permana tak banyak mengeluh, ia tak henti-hentinya untuk terus berkarya melalui lyrik yang dia buat.(red)
Sumber :Anggi Triana Ismail SH
(kantor hukum 9 bintang)