JAKARTA,LJ – Saya ingin sedikit mengomentari dan memberikan sedikit fikiran saya terhadap pikiran yang berkembang pasca insiden meninggalnya pasangan selebritis dijalan tol yang mengundang atensi publik, banyak gorengan disana, bahkan ada tangan-tangan media yang menggoreng serta berusaha menyulap sosok tersebut. pertama saya ucapkan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan dilapangkan kuburnya bagi almarhum dan almarhumah.
Sahabat mari kita berfikir sehat dan gunakan aqal kita agar peradaban dan kualitas kebaikan tidak menurun di negeri ini.
Sudah terjadi distorsi terhadap ukuran kebaikan, mereka yang berjuang untuk memulihkan nama baiknya ditengah hujaman masyarakat terkait moralitas dan berpulang dengan tragis mendapatkan simpati yang begitu luas, sorot media memuat sisi romantis dan so sweet dari almarhum, dan almarhumah terlalu dibesar-besarkan. Sementara banyak orang yang baik dan mulia berpulang di negeri ini tapi tak begitu mengundang atensi publik, nampaknya kita harus merevisi ukuran kebaikan dari sudut pandang yang telah di wariskan oleh para nabi dan ulama.
Simpati sudah seharusnya kita tunjukan sesama anak manusia. tapi menjadikan 2 (Dua) sosok tersebut menjadi pasangan yang menjadi contoh hidup nanti dulu bos!!
Kebaikan punya tempat tersendiri dihadapan aqal (Pikiran),sementara hawa nafsu hanya mendorong sifat hewani manusia untuk berfikir, mencerna dan menilai serta bertindak berdasarkan standard kehewanianya.
Ibu yang menyayangi anaknya bukanlah perbuatan mulia, karena ibu kucing, ibu babi, ibu ayam, ibu anjing dan semua makhluk hidup yang menjadi ibu pun pasti menyayangi anaknya dan rela mati untuk anaknya.
Kemuliaan itu adalah apabila setiap makhluk Tuhan mampu menyempurnakan tugas penciptaanya sebagai manusia, apabila dia seorang ibu dia harus mampu menjadi madrasah untuk anak-anak nya, dia harus mampu mendidik anaknya untuk tidak hewani dan hanya memikirkan dirinya serta komunitas kehewanianya.
Dia harus mampu mendorong dirinya untuk menterjemahkan sifat sifat kasih sayang Tuhan kepada sesama manusia.
Dan dengan terpaksa saya harus katakan, orang yang berbuat salah dan keliru kemudian menjadi baik itu baik, namun orang yang selalu berada dan berjuang dijalan kebaikan sampai akhir hayat itu adalah mulia, dan konsistensi kepada kebaikan itulah yang layak menjadi contoh. disini kita harus bisa memilih konsumsi kebaikan untuk bisa diberikan kepada pikiran dan hati kita. Agar ukuran kebaikan menjadi jelas.
Pasangan selebritis yang berpulang kemarin mereka baik untuk anaknya, keluarganya dan orang yang bekerja kepadanya. Tapi mereka belum masuk kualifikasi untuk bisa dijadikan contoh kebaikan untuk orang banyak.
Sumber : Habib Ahmad Yazdi R alaydrus, SH
Editor : Ferdi