BOGOR, LJ – Terkait menolak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah MI An-naba, dan berniat mengingatkan akan bahaya nya PTM di sekolah pada saat PPKM darurat, namun berujung intervensi yang ia terima dari beberapa pihak. Hal tersebut menjadi tanda tanya besar untuk orangtua murid, ‘ADA APAKAH DENGAN PIHAK SEKOLAH?.
Pasalnya, pada saat ia menolak PTM tersebut di group WhatsApp sekolah, pihak sekolah tidak merespon, namun pada saat ia mengeluhkan hal tersebut ke media, pihak sekolah terkhusus Kepala Sekolah langsung menelpon dan mengintervensi tindakannya.
“Kemaren Kepala Sekolah menelpon dan mengintervensi saya, dan di akhir pembicaraan beliau mengatakan “ibu bisa datang ke sekolah gak, pokoknya saya tunggu besok jam 1 di sekolah”, tutur Dian menirukan ucapan Emus Mulyadi selaku Kepala Sekolah MI An-naba yang berlokasi di jalan balandongan, Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Minggu (18/72021).
Selain itu, bahkan ada orang yang tidak dikenal menghubungi Dian dan ia mengaku bernama Hendra dari Kemenag, namun pada saat dihubungi atau di telpon orang tersebut tidak lama memblokir no telpon Dian.
Dalam pesan singkatnya Hendra mengatakan, “perkenalkan saya Hendra dari Kemenag, ibu ada apa dengan sekolah An-naba, bilang tentang PTM ke media dan singgung – singgung terkait LKS ya, menurut saya ibu ‘Badami’ saja”.
Lanjut Dian, “anehnya orang tersebut yang mengaku dari Kemenag, namun saat saya hubungi lewat telpon selular langsung memblokir no saya, kan aneh maksudnya apa coba,” tutupnya. (Ria)